MAKALAH
PEMECAHAN MASALAH
& PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ketua
: Adithya Nugraha (10214223)
Anggota
:
1. Anggi Puspita (11214232)
2. Muhammad Irfan (17214359)
3. Vani Rahayu Dewi (1A214971)
4. Yopih Sri Yuzanah (1C214462)
Kelas
: 1EA46
Universitas
Gunadarma
Manajemen
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi dan melengkapi tugas pengantar manajemen. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penuliasan maupun materi, mengingat kemampuan akan penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaian makalah ini, khususnya kepada :
1.
Ibu Sariyati
selaku dosen mata kuliah yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam
pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
2. Semua pihak
yang tidak dapat disebut satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
Dengan demikian, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca mengenai pemecahan masalah & mengambil keputusan dalam kehidupan kita.dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Rabbal ’Alamiin.
Tangerang, 23 April 2015
Daftar isi
Kata pengantar …………………………………………………………………. 2
Pendahuluan…………………………………………………………………….. 4
Rumusan Masalah & Tujuan……………………………………………………. 5
I.
Pengertian Pengambilan
Keputusan …………………………………
a.
Pengertian
Keputusan…………………………………………… 6
b.
Pengertian Pengambilan
Keputusan…………………………….. 7
II.
Proses Pengambilan
Keputusan……………………………………...
a.
Proses Pengambilan
Keputusan…………………………………. 8
b.
Pendapat Para Ahli tentang
Proses Pengambilan Keputusan…… 9
III.
Jenis-Jenis Pengambilan
Keputusan…………………………………
a.
Pengambilan Keputusan
Individu………………………………. 13
b.
Pengambilan Keputusan
Kelompok…………………………….. 18
IV.
Model-Model Pengambilan
Keputusan……………………………... 16
a.
Rasional
Analistis……………………………………………….. 20
b.
Intiutif
Emosional……………………………………………….. 20
V.
Metode-Metode Analisa
Pengambilan Keputusan…………………..
a.
Kewenangan Tanpa
Diskusi…………………………………….. 22
b.
Pendapat
Ahli…………………………………………………… 22
c.
Kewenangan Setelah
Diskusi…………………………………… 23
d.
Kesepakatan……………………………………………………..
24
VI.
Pemecahan
Masalah………………………………………………… 25
a.
Mendefinisikan
Masalah………………………………………... 27
b.
Penentuan
Alternatif……………………………………………. 27
c.
Penentuan Pilihan yang
Terbaik………………………………... 28
Daftar Pustaka………………………………………………………………… 29
Soal
Latihan……………………………………………………………………. 30
Kunci Jawaban…………………………………………………………………..
33
Pendahuluan
- Latar belakang
Para ilmuwan perilaku organisasi,
ahli penelitian operasional dan manajer berpendapat bahwa dalam suatu
organisasi, sebagian besar para bawahan menginginkan kesempatan untuk
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Mereka berpendapat bahwa peran
serta yang meningkat dalam keputusan memiliki dampak meningkatnya keterkaitan
mereka dalam organisasi, kepuasan pekerjaan, pertumbuhan dan perkembangan
pribadi, serta peneriman inovasi. Cara manajer mempengaruhi para bawahan lebih
berdasarkan tukar pikiran dan kerja sama daripada berdasarkan otoritas.
Selain menyebabkan kepuasan yang lebih besar dari bawahan dan sebagai dampaknya
adalah usaha yang lebih besar, produktivitas kerja, serta efektivitas yang
lebih tinggi. Para pendukung pandangan tersebut memiliki alasan tambahan atas
keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan. Ditunjukan bahwa beberapa
permasalahan yang dihadapi oleh organisasi makin bertambah kompleks, memerlukan
pengetahuan dalam bidang yang canggih dan merupakan bentuk permasalahan yang
tidak pernah dihadapi organisasi sebelumnya, baik teknologi, sosial maupun
manusiawi.
Pengambialan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap
permasalahan yang dihadapi. Pendekatan tersebut menyangkut pengetahuan mengenai
esensi atas permasalahan yang dihadapi, pengumpulan fakta dan data yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi, analisis permasalahan dengan menggunakan
fakta dan data, mencari alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif
sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional dan penilaian atas keluaran
yang dicapai.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah
definisi pengambilan keputusan?
2.
Bagaimana
proses pengambilan keputusan?
3.
Bagaimana
gaya pengambilan keputusan manajemen?
4.
Bagaimana
kerangka kerja dan konsep untuk pengambilan keputusan?
5.
Bagaimana
pengambilan keputusan dalam organisasi sederhana?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan
2.
Untuk
mengetahui bagaimana proses pengambilan kepustusan
3. Untuk
mengetahui bagaimana gaya pengambilan keputusan
manajemen
4.
Untuk
mengetahui bagaimana kerangka kerja dan konsep untuk
pengambilan keputusan
5.
Untuk
mengetahui bagaimana pengambilan keputusan dalam
organisasi sederhana
I. Pengertian Pengambilan Keputusan
a. Pengertian
Keputusan
Terdapat
beberapa pengertian keputusan yang telah disampaikan oleh para ahli,
diantaranya adalah sebagai berikut :
(1).Menurut
Ralp C. Davis
Keputusan adalah hasil
pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan
jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus menjawab
pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.
Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat
menyimpang dari rencana semula.
(2).Menurut
Mary Follet
Keputusan adalah suatu
hukum atau sebagai hukum situasi.
Apabila semua fakta
dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas
maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama
dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan
wewengan dari hukum situasi.
(3).Menurut
James A.F. Stoner
Keputusan adalah pemilihan
diantara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu
:
·
Ada pilihan dasar
logika atau pertimbangan
·
Ada beberapa alternatif
yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik
·
Ada tujuan yang ingin
dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan
pada tujuan tersebut.
(4).Menurut
Prof.Dr.Prajudi Atmosudirjo,SH.
Keputusan adalah suatu
pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk
menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut,
dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
Dari
pengertian-pengertian keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa:
keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang
dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif
b. Pengertian
Pengambilan Keputusan
Terdapat
beberapa pengertian pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh para
ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
(1).Menurut
George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah
pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih
alternatif yang ada.
(2).Menurut
S.P. Siagian
Pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif
yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.
(3).Menurut
James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang
digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah
Dari pengertian-pengertian pengambilan
keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa : Pengambilan keputusan
merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif
secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara
pemecahan masalah.
II. Proses Pengambilan Keputusan
a. Proses
Pengambilan Keputusan
Proses
pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan
untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga
setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap (disebut langkah)
yang lebih khusus/spesifik dan lebih operasional.
Secara
umum, proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai
berikut :
(1).Penemuan
Masalah
Tahap
ini merupakan tahap untuk mendefinisikan masalah dengan jelas, sehingga
perbedaan antara masalah dan bukan masalah (misalnya isu) menjadi jelas.
(2).Pemecahan
Masalah
Tahap
ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah ada atau sudah
jelas. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut :
·
Identifikasi
alterntif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
·
Perhitungan mengenai
faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan
manusia, identifikasi peristiwa-peristiwa di masa datang (state of nature)
·
Pembuatan alat (sarana)
untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay
off table).
·
Pemilihan dan
penggunaan model pengambilan keputusan
(3).Pengambilan
Keputusan
Keputusan
yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada,
seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti, dan kondisi
konflik.
b.
Pendapat
Para Ahli tentang Proses Pengambilan Keputusan
(1).Menurut
Simon (1960)
Simon
(1960) mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses
ini terdiri atas tiga fase, yaitu :
1.
Intelligence
Tahap
ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika
serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji
dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2.
Design
Tahap
ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif
tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah,
menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
3.
Choice
Pada tahap ini dilakukan proses
pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil
pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan
keputusan.
Ketiga
langkah proses pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh Simon (1960)
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Fase Proses
Pengambilan Keputusan
Meskipun
implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak berpendapat bahwa
tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna menggambarkan
hubungan antar fase secara lebih komprehensif. Dalam hal ini, Model Simon juga
menggambarkan kontribusi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Ilmu
Manajemen/Operations Research (IM/OR) terhadap proses pengambilan keputusan.
Dari
gambar dan deskripsi di atas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektronik (PDE) dan
SIM mempunyai kontribusi dalam fase Intelligence, sedangkan IM/OR
berperan penting dalam fase Choice. Tidak tampak pendukung yang berarti
pada tahap design.
(2).Menurut Richard I.
Levin, dkk
Menurut
Richard, et., all. Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap,
yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Tahap
ini berupa (aktivitas proses) kunjungan lapangan, konprensi, observasi, dan
riset yang dapat menjadi informasi dan data penunjang.
2. Analisis dan Pengenalan Masalah
Tahap ini dapat berupa (aktivitas
proses) penentuan penggunaan, penentuan tujuan, dan penentuan batasan-batasan
yang dapat menjadi pedoman atau petunjuk yang jelas untuk mencari pemecahan
yang dibutuhkan.
3.
Pengembangan Model
Tahap ini dapat berupa (aktivitas
proses) peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset
yang dapat menjadi (output proses) model yang berfungsi di bawah batasan
lingkungan yang telah ditetapkan.
4.
Memilih Data Masukan yang Sesuai
Tahap ini dapat berupa data internal dan
eksternal, kenyataan, pendapat, serta data bank komputer yang dapat menjadi (output
process) input yang memadai untuk mengerjakan dan menguji model yang
digunakan.
5.
Perumusan dan Pengujian
Tahap ini berupa pengujian, batasan, dan
pembuktian yang dapat menjadi pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.
6.
Penerapan Pemecahan
Tahap ini berupa pembahasan perilaku,
pelontaran ide, pelibatan manajemen, serta penjelasan yang menjadi pemahaman
manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.
(3).Menurut
Sir Francis Bacon
Menurut Sir Francis Bacon Proses
Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai berikut :
1.
Merumuskan/Mendefiniskan Masalah
Tahap ini merupakan usaha untuk mencari
permasalahan yang sebenarnya
2.
Pengumpulan Informasi yang Relevan
Tahap ini merupakan pencarian
faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya
masalah
3.
Mencari Alternatif Tindakan
Tahap ini merupakan pencarian
kemungkinan yang dapat ditempuh berdasarkan data dan permasalahan yang ada
4.
Analisis Alternatif
Tahap ini merupakan analisis terhadap
setiap alternatif menurut kriteria tertentu yang sifatnya kualitatif atau
kuantitatif
5.
Memilih Alternatif Terbaik
Tahap ini merupakan pemilihan alternatif
terbaik yang dilakukan atas kriteria dan skala prioritas tertentu
6.
Melaksanakan Keputusan dan Evaluasi Hasil
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan
dan pengambilan tindakan. Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana
tindakan. Evaluasi hasil memberikan masukan/umpan balik yang bergunan untuk
memperbaiki suatu keputusan atau mengubah tujuan semula karena telah terjadi
perubahan-perubahan.
(4).Menurut
Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo
Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo
Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 5 tahap, yaitu sebagai berikut :
1.
Seseorang mula-mula
harus menyadari dan menempatkan diri sebagai pimpinan dalam organisai dan
bertanggung jawab sebagai pimpinan organisasi serta harus memutuskan sesuatu
jika dalam organisasi tersebut muncul masalah.
2.
Masalah yang dihadapi,
terlebih dahulu harus ditelaah, mengingat masalah tersebut memiliki macam-macam
sifat, bentuk dan kompleksitasnya.
3.
Setelah ditelaah,
kemudian harus dianalisis situasi yang mempengaruhi organisasi dan masalahnya.
4.
Menelaah keputusan yang
dibuatnya, terutama yang ditelaah adalah alternatif-alternatif yang dikemukakan
dengan konsekuensi masing-masing untuk kemudia dipilih satu di antara
alternatif-alternatif tersebut yang dianggap paling tepat
5.
Setelah keputusan diambil,
kemudian keputusan itu dilaksanakan. Keberhasilannya tergantung pada jiwa dan
manajemen dari kepemimpinan.
III. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan
a. Pengambilan
Keputusan Individu
Robin (1991)
mengemukakan model-model pengambilan keputusan individual, dengan pendekatan contongency
(model pengambilan keputusan yang dipilih dan diguanakan sesuai dengan situasi
tertentu, antara lain sebagai berikut :
(1).The
Satisficing Model
Esensi dari the
satisficing model, pada saat dihadapkan pada masalah kompleks, pengambil
keputusan berusaha menyederhanakan masalah-masalah pelik sampai pada tingkat
dimana dia siap untuk memahaminya. Dalam model ini pembatasan proses pemikiran
diarahkan pada pengambilan keputusan dengan bounded rationality (rasionalitas
terbatas), yaitu proses penyederhanaan model dengan mengambil inti masalah yang
paling esensial tanpa melibatkan seluruh permasalahan yang konkrit
Rasionalitas terbatas
adalah batas-batas pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas
masalah dan situasi. Pemikiran itu terbatas, karena pikiran manusia tidak
memiliki kemampuan untuk memisahkan dan mengolah informasi yang bertumpuk. Bagi
para pengambil keputusan, daripada mempertimbangkan enam atau delapan
alternatif, lebih baik cukup bekerja dengan dua atau tiga alternatif untuk
mencegah kekacauan. Pada dasarnya, manusia sudah berpikir logis dan rasional,
tetapi dalam batas-batas yang sempit.
Langkah-langkah model pengambilan
keputusan ini (the satisficing model) adalah sebagai berikut :
·
Penetapan tujuan
pengambilan keputusan berkaitan dengan adanya masalah tertentu.
·
Menyederhanakan masalah
·
Penetapan standar
minimum dari serangkaian kriteria keputusan
·
Mengidentifikasi
serangkaian alternatif yang dibatasi
·
Menganalisis dan
membandingkan setiap alternatif, apakah memenuhi kendala, lebih besar atau sama
dengan standar minimum dari serangkaian keputusan
·
Apakah alternatif yang
memenuhi syarat itu ada ?
·
Jika ya, pilih salah
satu alternatif yang dianggap terbaik
·
Jika tidak, dilakukan
kembali pencarian alternatif seperti pada langkah kelima
Gambar 1.2 The Satisficing Model (Robbins, 1991)
(2).The Optimizing
Decision Making Model
Dalam model ini, decesion maker
yang penuh keyakinan berusaha menyusun alternatif-alternatif, memperhitungkan
untung rugi dari setiap alternatif itu terhadap tujuan organisasi. Setelah itu,
diperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam kerjadian di kemudian hari,
mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian itu terhadap
alternatif-alternatif yang telah dirumuskan, dan menyusun urut-urutannya secara
sistematis sesuai prioritas. Barulah dibuat keputusan yang dianggap sudah
optimal karena telah memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan
keputusan tersebut.
Model
ini menggambarkan bagaimana individu harus memaksimalkan hasil dari keputusan
yang diambilnya. Lima tahap/langkah yang harus diikuti, baik secara implisit
maupun eksplisit dalam proses keputusan menurut model ini, yaitu :
·
Tegaskan kebutuhan
untuk suatu keputusan
·
Identifikasi kriteria
keputusan
·
Alokasi bobot nilai
pada kriteria
·
Kembangkan berbagai
alternatif
·
Evaluasi
alternatif-alternatif tersebut di atas
·
Pilih alternatif
terbaik
(3).The Implicit
Favorite Model
Model
ini dirancang dalam kaitan dengan keputusan kompleks dan tidak rutin. Model ini
menyangkut proses penyederhanaan masalah yang kompleks oleh individu pembuat
keputusan. Bedanya dengan satisficing model, bahwa model ini tidak
memasuki tahap pengambilan keputusan melalui pengevaluasian alternatif yang
cukup sulit karena perlu rasional dan obyektif.
Gambar 1.3 The Implicit Favorite Model (Robbins,
1991)
Dari
gambar di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah dari model ini, yaitu sebagai
berikut :
·
Menentukan kebutuhan
untuk mengambil keputusan karena ada masalah
·
Mengidentifikasi
alternatif dan langsung menetapkan pilihan satu alternatif menurut
preferensinya
·
Mengidentifikasi
alternatif lain, kemudian dipilih lagi satu alternatif lain sebagai pembanding
untuk mengukuhkan alternatif favorit.
·
Memilih alternatif yang
menjadi idaman pengambil keputusan.
(4).The Intuitive Model
The intuitive decesion making
didefinisikan sebagai suatu proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta
akibat pengalaman yang terseleksi. Model ini tidak berarti sama sekali
dilaksanakan tanpa analisis rasional. Irasional dan rasional saling melengkapi
dalam proses keputusan. Terdapat dua pendekatan dalam menggunakan model ini,
yaitu :
·
A front end approach
Pengambil keputusan mencoba untuk
menghindari menganalisis masalah secara sistematis. Di sini intuisi diberi
kekuasaan penuh untuk mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk
memunculkan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak
dibangun dari data yang lalu.
·
A back end approach
Pengambilan keputusan menggunakan
intuisi dengan bersandar pad analisis, rasional, untuk mengidentifikan dan
mengalikasi bobot nilai kriteria. Seperti halnya untuk mengambang dan
mengevalusi berbagai alterantif. Pada saat tahap ini sudah dilaksanakan, si
pengambil keputusan beristirahat satu
atau dua hari dari kegiatan keputusan ini, sebelum menentukan pilihan keputusan
akhir (final).
b. Pengambilan
Keputusan Kelompok
Menurut
Bodily (1985) model pengambilan keputusan kelompok dimulai dari bentuk metode
yang sederhana berlanjut ke bentuk lebih canggih, yang paling baik dilaksanakan
adalah dengan bantuan komputer. Bodily ingin menggambarkan bahwa apapun
metodenya, pada dasarnya harus dapat memasukkan preferensi individu dan
selanjutnya dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan kelompok.
Beberapa
metode pengambilan keputusan kelompok yang dikemukakan oleh Bodily, anatara
lain sebagai berikut :
(1).Pareto Optimality
Perangkat optimal pareto memilih satu
alternatif yang tidak didominasi oleh alternatif lainnya. Kekurangan dari
Pareto adalah adanya peringkat alternatif-alternatif yang lengkap yang belum
diidentifikasi sehingga setiap individu memperoleh keuntungan dengan beralih
dari alternatif non-Pareto ke alternatif optimal pareto, karena pilihan
kelompok dimulai jika perangkat pareto telah diidentifikasi. Pendekatan yang
lebih baik adalah terlebih dahulu mengidentifikasi alternatif optimal pareto.
Jika ada beberapa alternatif pareto, dibutuhkan metode lain untuk memilih satu
alternatif.
(2).The
Nash Bargaining Solution
Salah satu cara memandang masalah
keputusan kelompok adalah tawar menawar (bargaining). Nash merumuskan
masalah tawar menawar ini sampai kepada solusinya. Hasilnya adalah para pelaku
harus meningkatkan produk yang bermanfaat bagi mereka masing-masing (product
individual utilities). Peranan solusi Nash tersebut adalah menghitung
sejauh mana keuntungan relatif dari suatu tawar menawar dengan nilai dasar yang
akan berlaku, bila tidak ada kesepakatan. Pendekatan Nash didasarkan pada
pengertian bersaing dari pembuat keputusan kelompok dan solusi equilibrium
terhadap masalah tawar menawar. Dampak ancaman dari masing-masing pelaku ikut
dipertimbangkan. Masing-masing individu mencari kebaikan untuk kepentingan diri
sendiri dan atau kelompoknya.
IV. Model-Model Pengambilan Keputusan
a. Rasional Analitis
Pengambil keputusan rasional analitis
mempertimbangkan semua alternatif dengan segala akibat dari pilihan yang
diambilnya, menyusun segala akibat dan memperlihatkan dan memperhatikan skala
pilihan (scale of preference) yang pasti, dan memilih alternatif yang
memberikan hasil maksimum. Pengambilan keputusan secara rasional analitis
menurut Mangkusubroto dan Trisnadi (1985) dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar
1.4 Diagram Pengambilan Keputusan dengan Rational Analysis
b.
Intuitif
Emosional
Pengambil keputusan dengan intuitif
emosional menyukai kebiasaan dan pengalaman, perasaan yang mendalam,
pemikiran yang reflektif dan naluri dengan menggunakan proses alam bawah sadar.
Proses ini dapat didorong oleh naluri, orientasi kreatif, dan konfrontasi
kreatif. Mereka yang menentang pendekatan ini mengemukakan bahwa cara ini tidak
secara efektif menggunakan semua sarana yang ada bagi keputusan modern.
Model pengambil keputusan yang
menggunakan intuisinya seringkali dikritik sebagi immoral. Kritik yang sering
dilontarkan terhadap pengambilan keputusan dengan intuisi adalah karena kurang
mengadakan analisis yang terkendali maka perhatian hanya ditujukan pada
beberapa fakta dan melupakan banyak elemen penting. Dalam pengambilan keputusan
dengan menggunakan intuisi tidak banyak tergantung pada fakta yang lengkap.
Model pengambilan keputusan dengan intuisi menurut Mangkusubroto dan Trisnadi
(1985) dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar
1.5 Diagram Pengambilan Keputusan dengan
Intuitif Emosional
V. Metode-Metode Analisa Pengambilan Keputusan
A.
Kewenangan
Tanpa Diskusi
Metode pengambilan keputusan
ini seringkali digunakan oleh pemimpin otoratik atau dalam kepemimpinan
militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti
ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang
harus dilakukan. Selain itu metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau
pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan
rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para
anggotanya.
Namun demikian, jika metode
pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan
persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak kepercayaan para anggota
organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pemimpinnya, karena mereka kurang
bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan akan memiliki keputusan yang lebih bermakna, apabila dibuat secara
bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok, dari pada keputusan
yang diambil secara individual.
B. Penadapat Ahli
Kadang-kadang seorang
anggota organisasi oleh anggota lainnya
di beri predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkikannya memiliki
kekuatan dan kekuasaan untuk membuat
keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik,
apabila seorang anggota organisasi yang diangap ahli tersebut memang
benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota
lainnya.
Dalam banyak kasus,
persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana,
karena sangat sukit menentukan indicator yang dapat mengukur orang yang
dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah
orang yang memiliki kualitas terbaik untuk membuat keputusan, namun sebaliknya
tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya,
menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli dalam persoalan
yang rumit.
C. Kewenangan Setelah Diskusi
Sifat otoratik dalam
pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingakn dengan metode yang
pertama . Karena metode rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau
opini lebih dari satu anggota organisasi dalam peroses pengambilan keputusan.
Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan meningkatkan
kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek
kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha
menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat
anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembutan keputusan, namun
perilaku otoratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan
ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untuk
mempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan.
Artinya bagaimana para
anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan
keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan.
D. Kesepakatan
Kesepakatan atau consensus akan
terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang
diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni
partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil,
sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut.
Selain itu metode konsensus sangat
penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan
kompleks.
Namun demikian, metode
pengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepaktan ini, tidak lepas juga
dari kekurangan-kekurangannya. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannnya waktu
yang relative lebih baik dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk
digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan
keputusan diatas, menurut Alder dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti
tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode ilmiah unggul
dibandingankan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif
yang dapat digunakan dala situasi tertentu, bergantung pada factor-faktor :
-
Jumlah waktu yang ada dan
dapat dimanfaatkan.
-
Tingkat pentingnya keputusan
yang akan diambil oleh kelompok, dan
-
Kemampuan-kemampuan yang
dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan
tersebut.
VI. Pemecahan masalah
Prinsip utama untuk
menetapkan suatu masalah adalah mengetahui fakta, kemudian memisahkan fakta
tersebut dan melakukan interpretasi data menjadi fakta objektif dan menentukan
luasnya masalah tersebut. Manajer membutuhkan kemampuan untuk menetapkan
prioritas pemecahan masalah. Umumnya untuk pemecahan masalah selalu menggunakan
metoda coba-coba dan salah, eksperimen, dan atau tidak berbuat apa-apa (“do
nothing”). Pembuatan keputusan dapat dipandang sebagai proses yang menjembatani
hal yang lalu dan hal yang akan datang pada saat manajer hendak mengadakan
suatu perubahan.
Bagan : Proses Pemecahan masalah
|
Proses pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan seperti pada gambar di bawah ini :
Proses pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan diatas adalah salah satu penyelesaian yang dinamis.
Penyebab umum gagalnya penyelesaian masalah adalah kurang tepat
mengidentifikasi masalah. Oleh karena itu identifikasi masalah adalah
langkah yang paling penting. Kualitas hasil tergantung pada keakuratan dalam
mengidentifikasi masalah.
Identifikasi masalah
dipengaruhi oleh informasi yang tersedia, nilai, sikap dan pengalaman
pembuat keputusan serta waktu penyelesaian masalah. Terutama waktu yang cukup
untuk mengumpulkan dan mengorganisir data.
Langkah-Langkah Pemecahan
Masalah :
1.
Mengetahui hakekat dari
masalah dengan mendefinisikan
masalah
yang dihadapi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta
dan data yang relevan.
3. Mengolah fakta dan data.
4. Menentukan beberapa
alternatif pemecahan masalah.
5. Memilih cara pemecahan
dari alternatif yang dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang
akan diambil
A. Mendefinisikan Masalah
Untuk mengetahui hakekat
suatu masalah tidaklah mudah, karena masalah yang sebenarnya dihadapi sering
terselubung dan tidak terlihat jelas. Oleh karena itu diperlukan keahlian,
pendidikan dan pengalaman untuk membuat diagnosa yang tepat. Untuk itu
manajer perawat dan bidan agar selalu mengembangkan kemampuannya dan belajar
dari pengalaman di masa lalu untuk mempelajari perubahan yang terjadi.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data atau
informasi dikerjakan secara berkesinambungan melalui proses yang sistematis
B.
Penentuan
Alternatif
Baik buruknya sesuatu
keputusan yang diambil sangat tergantung atas kemampuan menganalisa kekuatan
dan kelemahan alternatif-alternatif yang dihadapi. Dalam usaha
menganalisa alternatif yang ada seseorang perlu memperhitungkan :
1. Siapa yang
terlibat/dipengaruhi setiap alternatif ?
2. Tindakan apa yang
diperlukan ?
3. Reaksi apa yang
mungkin timbul ?
4. Dimana sumber
reaksi tersebut ?
5. Interaksi apa yang
diperlukan ?
C. Penentuan Pilihan yang Terbaik
Pada setiap pengambilan keputusan
selalu disertai dengan pengambilan resiko. Pada umumnya pilihan diambil dari
beberapa alternatif jika diduga bahwa pilihan itu akan memberikan manfaat yang
paling besar baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Namun demkian
perlu dipertimbang juga bahwa resiko yang menyertai bersifat moderat.
Evaluasi
Untuk mengadakan penilaian
yang baik, diperlukan obyektivitas dalam melakukan penilaian atau evaluasi.
Biasanya suatu hal yang sangat sukar bagi seseorang untuk menilai dirinya
sendiri secara obyektif. Oleh karena itu pelaksanaan penilaian dapat diserahkan
kepada pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memperoleh tingkat obyektivitas setinggi mungkin. Untuk proses
evaluasi perlu diperhatikan mengenai tempat dan siapa yang bertanggung
jawab serta kapan hal tersebut dilaksanakan, contoh; sebelumnya manajer
menetapkan suatu kebijakan baru dalam merespon keluhan pengunjung. Untuk
menjamin bahwa kegiatan itu efektif perlu kerja sama dengan semua staf terkait.
Kemudian bagaimana penemuan itu akan dikomunikasikan kepada personal lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah & rindyah
hanati , 2002.pengantar manajemen.graha ilmu, yogyakarta.
Soal Latihan
1.
Keputusan
merupakan suatu hukum apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya
dan semua yang terlibat yaitu menurut pendapat…
a.
Ralph C. Davis
b.
Marry Follet
c.
James A. F
Stoner
d.
Prof
Dr.Prajudi Atmosudirjo.SH
2.
Pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternative perilaku tertentu dari dua atau lebih alternative
yaitu menurut pendapat…
a.
Goerge R. Terry
b.
S. P Siagian
c.
James A.F Stones
d.
Simon
3.
Aktivitas proses
kunjungan lapangan, konprensi, observasi, dan riset yang dapat menjadi
informasi dan data merupakan perngetian dari…
a.
Analisis dan
pengenalan masalah
b.
Pengembangan
Model
c.
Perumusan dan
pengujian
d.
Model
4.
Proses
pengambilan keputusan menurut Sir Francis Bacon berikut ini yang benar,
kecuali…
a.
Pengumpulan
informasi yang relevan
b.
Analisis
alternative
c.
Penerapan
pemecahan
d.
Semua jawaban
benar
5.
Proses
penulusuran dan pendeteksian dari lingkup serta proses pengenalan masalah
adalah pengertian dari…
a.
Design
b.
Intelligence
c.
Choice
d.
Implementation
6.
Pengertian
tujuan pengambilan keputusan, menyederhanakan masalah, dan mengidentifikasi
serangkaian alternative merupakan bagian dari…
a.
The Satisficing
Model
b.
The Optimizing
Decision Making Model
c.
The Implicit
Favorite Model
d.
The Intuitive
Model
7.
Tahap akhir
dalam pemecahan masalah dan menjadi solusi dalam suatu permasalahan disebut…
a.
Keputusan
b.
Pengambulan
keputusan
c.
Teori
pengambilan keputusan
d.
Proses
pengambilan keputusan
8.
Keputusan adalah
hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas merupakan jawaban yang
pasti terhadap suatu pernyataan yaitu merupakan pendapat…
a.
Ralph C. Davis
b.
James A.F Stones
c.
Menurut Prof
Dr.Prajudi Atmosudirjo.SH
d.
George R. Terry
9.
Ilmu yang
mempelajari tentang cara memilih alternative yang tepat yang akan dijadikan
sebuah keputusan pengertian dari…
a.
Pengambilan
keputusan
b.
Keputusan
c.
Teori
pengambilan keputusan
d.
Pemecahan
masalah
10. Pilihan dasar logika atau pertimbangan ada bebrapa
elternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik dan ada tujuan yang ingin
dicapai merupakan pendapat…
a.
S. P Siagian
b.
George R. Terry
c.
Ralph C. Davis
d.
James A.F Stoner
11. Analisis terhadap setiap alternative menurut kriteria
tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif merupakan pengertian dari…
a.
Memlilih
alternative terbaik
b.
Analisis
alternative
c.
Pengembangan
Model
d.
Observasi
12. Salah satu dibawah ini merupakan proses pengambilan
keputusan menurut Richard I. Levin yang benar dibawah ini adalah…
a.
Pengembangan
model
b.
Memilih data
masukan yang sesuai
c.
Analaisis dan
pengendalian masalah
d.
Semua jawaban
benar
13. Dibawah ini adalah jenis-jenis pengambilan keputusan
individu, kecuali…
a.
The Satisficing
Model
b.
The Optimizing
Decision Making Model
c.
A front end
approach
d.
Intuitive Model
14. Pengambilan keputusan mencoba untuk menghindari
menganalisis masalah secara sistematis adalah pengertian dari…
a.
A front end
approach
b.
A back and
approach
c.
The Implict
Favorite Model
d.
The Satisficing
Model
15. Jenis-jenis pengambilan keputusan dibawah ini adalah…
a.
Pengambilan
keputusan individu
b.
Pengambilan
keputusan bersama
c.
Pengambilan
keputusan mandiri
d.
Pengambilan
keputusan masing-masing
Kunci Jawaban
1.
B
2.
A
3.
D
4.
C
5.
B
6.
A
7.
A
8.
A
9.
C
10. D
11. B
12. A
13. C
14. A
15. A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar