Kamis, 05 Januari 2017

MAKALAH PEMECAHAN MASALAH & PENGAMBILAN KEPUTUSAN




MAKALAH
PEMECAHAN MASALAH &  PENGAMBILAN KEPUTUSAN



Ketua : Adithya Nugraha (10214223)

Anggota :
1.      Anggi Puspita (11214232)
2.      Muhammad Irfan (17214359)
3.      Vani Rahayu Dewi (1A214971)
4.      Yopih Sri Yuzanah (1C214462)

Kelas : 1EA46



Universitas Gunadarma
Manajemen
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi dan melengkapi tugas pen
gantar manajemen. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penuliasan maupun materi, mengingat kemampuan akan penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaian makalah ini, khususnya kepada :

1.      Ibu Sariyati selaku dosen mata kuliah yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2.      Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Dengan demikian, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca mengenai pemecahan masalah & mengambil keputusan dalam kehidupan kita.dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Rabbal ’Alamiin.




Tangerang, 23 April 2015


Daftar isi
Kata pengantar …………………………………………………………………. 2
Pendahuluan…………………………………………………………………….. 4
Rumusan Masalah & Tujuan……………………………………………………. 5
I.                   Pengertian Pengambilan Keputusan …………………………………
a.       Pengertian Keputusan…………………………………………… 6
b.      Pengertian Pengambilan Keputusan…………………………….. 7
II.                Proses Pengambilan Keputusan……………………………………...
a.       Proses Pengambilan Keputusan…………………………………. 8
b.      Pendapat Para Ahli tentang Proses Pengambilan Keputusan…… 9
III.             Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan…………………………………
a.       Pengambilan Keputusan Individu………………………………. 13
b.      Pengambilan Keputusan Kelompok…………………………….. 18
IV.             Model-Model Pengambilan Keputusan……………………………... 16
a.       Rasional Analistis……………………………………………….. 20
b.      Intiutif Emosional……………………………………………….. 20
V.                Metode-Metode Analisa Pengambilan Keputusan…………………..
a.       Kewenangan Tanpa Diskusi…………………………………….. 22
b.      Pendapat Ahli…………………………………………………… 22
c.       Kewenangan Setelah Diskusi…………………………………… 23
d.      Kesepakatan…………………………………………………….. 24
VI.             Pemecahan Masalah………………………………………………… 25
a.       Mendefinisikan Masalah………………………………………... 27
b.      Penentuan Alternatif……………………………………………. 27
c.       Penentuan Pilihan yang Terbaik………………………………... 28
Daftar Pustaka………………………………………………………………… 29
Soal Latihan…………………………………………………………………….  30
Kunci Jawaban………………………………………………………………….. 33

Pendahuluan

  1. Latar belakang
Para ilmuwan perilaku organisasi, ahli penelitian operasional dan manajer berpendapat bahwa dalam suatu organisasi, sebagian besar para bawahan menginginkan kesempatan untuk dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Mereka berpendapat bahwa peran serta yang meningkat dalam keputusan memiliki dampak meningkatnya keterkaitan mereka dalam organisasi, kepuasan pekerjaan, pertumbuhan dan perkembangan pribadi, serta peneriman inovasi. Cara manajer mempengaruhi para bawahan lebih berdasarkan tukar pikiran dan kerja sama daripada berdasarkan otoritas.
            Selain menyebabkan kepuasan yang lebih besar dari bawahan dan sebagai dampaknya adalah usaha yang lebih besar, produktivitas kerja, serta efektivitas yang lebih tinggi. Para pendukung pandangan tersebut memiliki alasan tambahan atas keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan. Ditunjukan bahwa beberapa permasalahan yang dihadapi oleh organisasi makin bertambah kompleks, memerlukan pengetahuan dalam bidang yang canggih dan merupakan bentuk permasalahan yang tidak pernah dihadapi organisasi sebelumnya, baik teknologi, sosial maupun manusiawi.
            Pengambialan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap permasalahan yang dihadapi. Pendekatan tersebut menyangkut pengetahuan mengenai esensi atas permasalahan yang dihadapi, pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, analisis permasalahan dengan menggunakan fakta dan data, mencari alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional dan penilaian atas keluaran yang dicapai.



B. Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi pengambilan keputusan?
2.      Bagaimana proses pengambilan keputusan?
3.      Bagaimana gaya pengambilan keputusan manajemen?
4.      Bagaimana kerangka kerja dan konsep untuk pengambilan keputusan?
5.      Bagaimana pengambilan keputusan dalam organisasi sederhana?


    C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan
2.      Untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan kepustusan
3.      Untuk mengetahui bagaimana gaya pengambilan keputusan  
      manajemen
4.      Untuk mengetahui bagaimana kerangka kerja dan konsep untuk
      pengambilan keputusan
5.      Untuk mengetahui bagaimana pengambilan keputusan dalam 
      organisasi sederhana













I.       Pengertian Pengambilan Keputusan
a.      Pengertian Keputusan
Terdapat beberapa pengertian keputusan yang telah disampaikan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
(1).Menurut Ralp C. Davis
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
(2).Menurut Mary Follet
Keputusan adalah suatu hukum atau sebagai hukum situasi.
Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewengan dari hukum situasi.
(3).Menurut James A.F. Stoner
Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu :
·         Ada pilihan dasar logika atau pertimbangan
·         Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik
·         Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan  pada tujuan tersebut.
(4).Menurut Prof.Dr.Prajudi Atmosudirjo,SH.
Keputusan adalah suatu pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
Dari pengertian-pengertian keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa: keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif


b.      Pengertian Pengambilan Keputusan
Terdapat beberapa pengertian pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
(1).Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
(2).Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
(3).Menurut James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa : Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.







II.    Proses Pengambilan Keputusan
a.      Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap (disebut langkah) yang lebih khusus/spesifik dan lebih operasional.
Secara umum, proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai berikut :
(1).Penemuan Masalah
Tahap ini merupakan tahap untuk mendefinisikan masalah dengan jelas, sehingga perbedaan antara masalah dan bukan masalah (misalnya isu) menjadi jelas.
 (2).Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah ada atau sudah jelas. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut :
·         Identifikasi alterntif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
·         Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-peristiwa di masa datang (state of nature)
·         Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay off table).
·         Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan
(3).Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik.

b.      Pendapat Para Ahli tentang Proses Pengambilan Keputusan
(1).Menurut Simon (1960)
Simon (1960) mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri atas tiga fase, yaitu :
1.  Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2.   Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
3.  Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
Ketiga langkah proses pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh Simon (1960) dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1  Fase Proses Pengambilan Keputusan
Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komprehensif. Dalam hal ini, Model Simon juga menggambarkan kontribusi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Ilmu Manajemen/Operations Research (IM/OR) terhadap proses pengambilan keputusan.
Dari gambar dan deskripsi di atas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektronik (PDE) dan SIM mempunyai kontribusi dalam fase Intelligence, sedangkan IM/OR berperan penting dalam fase Choice. Tidak tampak pendukung yang berarti pada tahap design.
(2).Menurut Richard I. Levin, dkk
Menurut Richard, et., all. Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai berikut :
1.  Observasi
Tahap ini berupa (aktivitas proses) kunjungan lapangan, konprensi, observasi, dan riset yang dapat menjadi informasi dan data penunjang.
2.  Analisis dan Pengenalan Masalah
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) penentuan penggunaan, penentuan tujuan, dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi pedoman atau petunjuk yang jelas untuk mencari pemecahan yang dibutuhkan.
3.   Pengembangan Model
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi (output proses) model yang berfungsi di bawah batasan lingkungan yang telah ditetapkan.
4.  Memilih Data Masukan yang Sesuai
Tahap ini dapat berupa data internal dan eksternal, kenyataan, pendapat, serta data bank komputer yang dapat menjadi (output process) input yang memadai untuk mengerjakan dan menguji model yang digunakan.
5.   Perumusan dan Pengujian
Tahap ini berupa pengujian, batasan, dan pembuktian yang dapat menjadi pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.
6.   Penerapan Pemecahan
Tahap ini berupa pembahasan perilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen, serta penjelasan yang menjadi pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.
(3).Menurut Sir Francis Bacon
Menurut Sir Francis Bacon Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai berikut :
1.  Merumuskan/Mendefiniskan Masalah
Tahap ini merupakan usaha untuk mencari permasalahan yang sebenarnya
2.   Pengumpulan Informasi yang Relevan
Tahap ini merupakan pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah
3.   Mencari Alternatif Tindakan
Tahap ini merupakan pencarian kemungkinan yang dapat ditempuh berdasarkan data dan permasalahan yang ada
4.  Analisis Alternatif
Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap alternatif menurut kriteria tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif
5.   Memilih Alternatif Terbaik
Tahap ini merupakan pemilihan alternatif terbaik yang dilakukan atas kriteria dan skala prioritas tertentu


6.   Melaksanakan Keputusan dan Evaluasi Hasil
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan pengambilan tindakan. Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan. Evaluasi hasil memberikan masukan/umpan balik yang bergunan untuk memperbaiki suatu keputusan atau mengubah tujuan semula karena telah terjadi perubahan-perubahan.
(4).Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo
Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 5 tahap, yaitu sebagai berikut :
1.   Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri sebagai pimpinan dalam organisai dan bertanggung jawab sebagai pimpinan organisasi serta harus memutuskan sesuatu jika dalam organisasi tersebut muncul masalah.
2.   Masalah yang dihadapi, terlebih dahulu harus ditelaah, mengingat masalah tersebut memiliki macam-macam sifat, bentuk dan kompleksitasnya.
3.   Setelah ditelaah, kemudian harus dianalisis situasi yang mempengaruhi organisasi dan masalahnya.
4.   Menelaah keputusan yang dibuatnya, terutama yang ditelaah adalah alternatif-alternatif yang dikemukakan dengan konsekuensi masing-masing untuk kemudia dipilih satu di antara alternatif-alternatif tersebut yang dianggap paling tepat
5.   Setelah keputusan diambil, kemudian keputusan itu dilaksanakan. Keberhasilannya tergantung pada jiwa dan manajemen dari kepemimpinan.






III. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan
a.      Pengambilan Keputusan Individu
Robin (1991) mengemukakan model-model pengambilan keputusan individual, dengan pendekatan contongency (model pengambilan keputusan yang dipilih dan diguanakan sesuai dengan situasi tertentu, antara lain sebagai berikut :
(1).The Satisficing Model
Esensi dari the satisficing model, pada saat dihadapkan pada masalah kompleks, pengambil keputusan berusaha menyederhanakan masalah-masalah pelik sampai pada tingkat dimana dia siap untuk memahaminya. Dalam model ini pembatasan proses pemikiran diarahkan pada pengambilan keputusan dengan bounded rationality (rasionalitas terbatas), yaitu proses penyederhanaan model dengan mengambil inti masalah yang paling esensial tanpa melibatkan seluruh permasalahan yang konkrit
Rasionalitas terbatas adalah batas-batas pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi. Pemikiran itu terbatas, karena pikiran manusia tidak memiliki kemampuan untuk memisahkan dan mengolah informasi yang bertumpuk. Bagi para pengambil keputusan, daripada mempertimbangkan enam atau delapan alternatif, lebih baik cukup bekerja dengan dua atau tiga alternatif untuk mencegah kekacauan. Pada dasarnya, manusia sudah berpikir logis dan rasional, tetapi dalam batas-batas yang sempit.
Langkah-langkah model pengambilan keputusan ini (the satisficing model) adalah sebagai berikut :
·         Penetapan tujuan pengambilan keputusan berkaitan dengan adanya masalah tertentu.
·         Menyederhanakan masalah
·         Penetapan standar minimum dari serangkaian kriteria keputusan
·         Mengidentifikasi serangkaian alternatif yang dibatasi
·         Menganalisis dan membandingkan setiap alternatif, apakah memenuhi kendala, lebih besar atau sama dengan standar minimum dari serangkaian keputusan
·         Apakah alternatif yang memenuhi syarat itu ada ?
·         Jika ya, pilih salah satu alternatif yang dianggap terbaik
·         Jika tidak, dilakukan kembali pencarian alternatif seperti pada langkah kelima

Gambar 1.2 The Satisficing Model (Robbins, 1991)
(2).The Optimizing Decision Making Model
Dalam model ini, decesion maker yang penuh keyakinan berusaha menyusun alternatif-alternatif, memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif itu terhadap tujuan organisasi. Setelah itu, diperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam kerjadian di kemudian hari, mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian itu terhadap alternatif-alternatif yang telah dirumuskan, dan menyusun urut-urutannya secara sistematis sesuai prioritas. Barulah dibuat keputusan yang dianggap sudah optimal karena telah memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan keputusan tersebut.

Model ini menggambarkan bagaimana individu harus memaksimalkan hasil dari keputusan yang diambilnya. Lima tahap/langkah yang harus diikuti, baik secara implisit maupun eksplisit dalam proses keputusan menurut model ini, yaitu :
·         Tegaskan kebutuhan untuk suatu keputusan
·         Identifikasi kriteria keputusan
·         Alokasi bobot nilai pada kriteria
·         Kembangkan berbagai alternatif
·         Evaluasi alternatif-alternatif tersebut di atas
·         Pilih alternatif terbaik
(3).The Implicit Favorite Model
Model ini dirancang dalam kaitan dengan keputusan kompleks dan tidak rutin. Model ini menyangkut proses penyederhanaan masalah yang kompleks oleh individu pembuat keputusan. Bedanya dengan satisficing model, bahwa model ini tidak memasuki tahap pengambilan keputusan melalui pengevaluasian alternatif yang cukup sulit karena perlu rasional dan obyektif.
Gambar 1.3  The Implicit Favorite Model (Robbins, 1991)
Dari gambar di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah dari model ini, yaitu sebagai berikut :
·         Menentukan kebutuhan untuk mengambil keputusan karena ada masalah
·         Mengidentifikasi alternatif dan langsung menetapkan pilihan satu alternatif menurut preferensinya
·         Mengidentifikasi alternatif lain, kemudian dipilih lagi satu alternatif lain sebagai pembanding untuk mengukuhkan alternatif favorit.
·         Memilih alternatif yang menjadi idaman pengambil keputusan.
(4).The Intuitive Model
The intuitive decesion making didefinisikan sebagai suatu proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Model ini tidak berarti sama sekali dilaksanakan tanpa analisis rasional. Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses keputusan. Terdapat dua pendekatan dalam menggunakan model ini, yaitu :
·         A  front end approach
Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis masalah secara sistematis. Di sini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak dibangun dari data yang lalu.
·         A back end approach
Pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan bersandar pad analisis, rasional, untuk mengidentifikan dan mengalikasi bobot nilai kriteria. Seperti halnya untuk mengambang dan mengevalusi berbagai alterantif. Pada saat tahap ini sudah dilaksanakan, si pengambil keputusan beristirahat  satu atau dua hari dari kegiatan keputusan ini, sebelum menentukan pilihan keputusan akhir (final).

b.      Pengambilan Keputusan Kelompok
Menurut Bodily (1985) model pengambilan keputusan kelompok dimulai dari bentuk metode yang sederhana berlanjut ke bentuk lebih canggih, yang paling baik dilaksanakan adalah dengan bantuan komputer. Bodily ingin menggambarkan bahwa apapun metodenya, pada dasarnya harus dapat memasukkan preferensi individu dan selanjutnya dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan kelompok.
Beberapa metode pengambilan keputusan kelompok yang dikemukakan oleh Bodily, anatara lain sebagai berikut :
(1).Pareto Optimality
Perangkat optimal pareto memilih satu alternatif yang tidak didominasi oleh alternatif lainnya. Kekurangan dari Pareto adalah adanya peringkat alternatif-alternatif yang lengkap yang belum diidentifikasi sehingga setiap individu memperoleh keuntungan dengan beralih dari alternatif non-Pareto ke alternatif optimal pareto, karena pilihan kelompok dimulai jika perangkat pareto telah diidentifikasi. Pendekatan yang lebih baik adalah terlebih dahulu mengidentifikasi alternatif optimal pareto. Jika ada beberapa alternatif pareto, dibutuhkan metode lain untuk memilih satu alternatif.
(2).The Nash Bargaining Solution
Salah satu cara memandang masalah keputusan kelompok adalah tawar menawar (bargaining). Nash merumuskan masalah tawar menawar ini sampai kepada solusinya. Hasilnya adalah para pelaku harus meningkatkan produk yang bermanfaat bagi mereka masing-masing (product individual utilities). Peranan solusi Nash tersebut adalah menghitung sejauh mana keuntungan relatif dari suatu tawar menawar dengan nilai dasar yang akan berlaku, bila tidak ada kesepakatan. Pendekatan Nash didasarkan pada pengertian bersaing dari pembuat keputusan kelompok dan solusi equilibrium terhadap masalah tawar menawar. Dampak ancaman dari masing-masing pelaku ikut dipertimbangkan. Masing-masing individu mencari kebaikan untuk kepentingan diri sendiri dan atau kelompoknya.



IV. Model-Model Pengambilan Keputusan
a.      Rasional Analitis
Pengambil keputusan rasional analitis mempertimbangkan semua alternatif dengan segala akibat dari pilihan yang diambilnya, menyusun segala akibat dan memperlihatkan dan memperhatikan skala pilihan (scale of preference) yang pasti, dan memilih alternatif yang memberikan hasil maksimum. Pengambilan keputusan secara rasional analitis menurut Mangkusubroto dan Trisnadi (1985) dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.4 Diagram Pengambilan Keputusan dengan Rational Analysis

b.      Intuitif Emosional
Pengambil keputusan dengan intuitif emosional menyukai kebiasaan dan pengalaman, perasaan yang mendalam, pemikiran yang reflektif dan naluri dengan menggunakan proses alam bawah sadar. Proses ini dapat didorong oleh naluri, orientasi kreatif, dan konfrontasi kreatif. Mereka yang menentang pendekatan ini mengemukakan bahwa cara ini tidak secara efektif menggunakan semua sarana yang ada bagi keputusan modern.

Model pengambil keputusan yang menggunakan intuisinya seringkali dikritik sebagi immoral. Kritik yang sering dilontarkan terhadap pengambilan keputusan dengan intuisi adalah karena kurang mengadakan analisis yang terkendali maka perhatian hanya ditujukan pada beberapa fakta dan melupakan banyak elemen penting. Dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan intuisi tidak banyak tergantung pada fakta yang lengkap. Model pengambilan keputusan dengan intuisi menurut Mangkusubroto dan Trisnadi (1985) dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.5  Diagram Pengambilan Keputusan dengan Intuitif Emosional

V.    Metode-Metode Analisa  Pengambilan Keputusan
A.     Kewenangan Tanpa Diskusi
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh pemimpin otoratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak kepercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pemimpinnya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki keputusan yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok, dari pada keputusan yang diambil secara individual.

B.     Penadapat Ahli
Kadang-kadang seorang anggota organisasi  oleh anggota lainnya di beri predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkikannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat  keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang diangap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karena sangat sukit menentukan indicator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli dalam persoalan yang rumit.

C.     Kewenangan Setelah Diskusi
Sifat otoratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingakn dengan metode yang pertama . Karena metode rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam peroses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan meningkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembutan keputusan, namun perilaku otoratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untuk mempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan.
Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.




D.    Kesepakatan
Kesepakatan atau consensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat  meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus  sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metode pengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepaktan ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangannya. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannnya waktu yang relative lebih baik dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan diatas, menurut Alder dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode ilmiah unggul dibandingankan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dala situasi tertentu, bergantung pada factor-faktor :
-          Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan.
-          Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
-          Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.




VI. Pemecahan masalah

Prinsip utama untuk menetapkan suatu masalah adalah mengetahui fakta, kemudian memisahkan fakta tersebut dan melakukan interpretasi data menjadi fakta objektif dan menentukan luasnya masalah tersebut. Manajer membutuhkan kemampuan untuk menetapkan prioritas pemecahan masalah. Umumnya untuk pemecahan masalah selalu menggunakan metoda coba-coba dan salah, eksperimen, dan atau tidak berbuat apa-apa (“do nothing”). Pembuatan keputusan dapat dipandang sebagai proses yang menjembatani hal yang lalu dan hal yang akan datang pada saat manajer hendak mengadakan suatu perubahan.

Capture

Bagan : Proses Pemecahan masalah




Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seperti pada gambar di bawah ini :

bagan

Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan diatas adalah salah satu penyelesaian yang dinamis. Penyebab umum gagalnya penyelesaian masalah adalah kurang tepat mengidentifikasi masalah.  Oleh karena itu identifikasi masalah adalah langkah yang paling penting. Kualitas hasil tergantung pada keakuratan dalam mengidentifikasi masalah.
Identifikasi masalah dipengaruhi oleh informasi yang tersedia, nilai, sikap dan pengalaman  pembuat keputusan serta waktu penyelesaian masalah. Terutama waktu yang cukup untuk mengumpulkan dan mengorganisir data.





Langkah-Langkah Pemecahan Masalah :
1.      Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan
masalah yang dihadapi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3. Mengolah fakta dan data.
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil

A.     Mendefinisikan Masalah

Untuk mengetahui hakekat suatu masalah tidaklah mudah, karena masalah yang sebenarnya dihadapi sering terselubung dan tidak terlihat jelas. Oleh karena itu diperlukan keahlian, pendidikan dan pengalaman untuk membuat diagnosa yang tepat. Untuk itu  manajer perawat dan bidan agar selalu mengembangkan kemampuannya dan belajar dari pengalaman di masa lalu untuk mempelajari perubahan yang terjadi.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data atau informasi dikerjakan secara berkesinambungan melalui proses yang sistematis

B.        Penentuan Alternatif

Baik buruknya sesuatu keputusan yang diambil sangat tergantung atas kemampuan menganalisa kekuatan dan kelemahan  alternatif-alternatif yang dihadapi. Dalam usaha menganalisa alternatif yang ada seseorang perlu memperhitungkan :
1.  Siapa yang terlibat/dipengaruhi setiap alternatif ?
2.  Tindakan apa yang diperlukan ?
3.  Reaksi apa yang mungkin timbul ?
4.  Dimana sumber reaksi tersebut ?
5.  Interaksi apa yang diperlukan ?

C.     Penentuan Pilihan yang Terbaik

Pada setiap pengambilan keputusan selalu disertai dengan pengambilan resiko. Pada umumnya pilihan diambil dari beberapa alternatif jika diduga bahwa pilihan itu akan memberikan manfaat yang paling besar baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Namun demkian perlu dipertimbang juga bahwa resiko yang menyertai bersifat moderat.
Evaluasi
Untuk mengadakan penilaian yang baik, diperlukan obyektivitas dalam melakukan penilaian atau evaluasi. Biasanya suatu hal yang sangat sukar bagi seseorang untuk menilai dirinya sendiri secara obyektif. Oleh karena itu pelaksanaan penilaian dapat diserahkan kepada pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memperoleh tingkat obyektivitas setinggi mungkin. Untuk proses evaluasi perlu diperhatikan mengenai tempat dan siapa yang bertanggung jawab  serta kapan hal tersebut dilaksanakan, contoh; sebelumnya manajer menetapkan suatu kebijakan baru dalam merespon keluhan pengunjung. Untuk menjamin bahwa kegiatan itu efektif perlu kerja sama dengan semua staf terkait. Kemudian bagaimana penemuan itu akan dikomunikasikan kepada personal lainnya.





DAFTAR PUSTAKA
Amirullah & rindyah hanati , 2002.pengantar manajemen.graha ilmu, yogyakarta.























Soal Latihan

1.      Keputusan merupakan suatu hukum apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat yaitu menurut pendapat…
a.       Ralph C. Davis
b.      Marry Follet
c.       James A. F Stoner
d.      Prof Dr.Prajudi  Atmosudirjo.SH
2.      Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternative perilaku tertentu dari dua atau lebih alternative yaitu menurut pendapat…
a.       Goerge R. Terry
b.      S. P Siagian
c.       James A.F Stones
d.      Simon
3.      Aktivitas proses kunjungan lapangan, konprensi, observasi, dan riset yang dapat menjadi informasi dan data merupakan perngetian dari…
a.       Analisis dan pengenalan masalah
b.      Pengembangan Model
c.       Perumusan dan pengujian
d.      Model
4.      Proses pengambilan keputusan menurut Sir Francis Bacon berikut ini yang benar, kecuali…
a.       Pengumpulan informasi yang relevan
b.      Analisis alternative
c.       Penerapan pemecahan
d.      Semua jawaban benar
5.      Proses penulusuran dan pendeteksian dari lingkup serta proses pengenalan masalah adalah pengertian dari…
a.       Design
b.      Intelligence
c.       Choice
d.      Implementation
6.      Pengertian tujuan pengambilan keputusan, menyederhanakan masalah, dan mengidentifikasi serangkaian alternative merupakan bagian dari…
a.       The Satisficing Model
b.      The Optimizing Decision Making Model
c.       The Implicit Favorite Model
d.      The Intuitive Model
7.      Tahap akhir dalam pemecahan masalah dan menjadi solusi dalam suatu permasalahan disebut…
a.       Keputusan
b.      Pengambulan keputusan
c.       Teori pengambilan keputusan
d.      Proses pengambilan keputusan
8.      Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pernyataan yaitu merupakan pendapat…
a.       Ralph C. Davis
b.      James A.F Stones
c.       Menurut Prof Dr.Prajudi Atmosudirjo.SH
d.      George R. Terry
9.      Ilmu yang mempelajari tentang cara memilih alternative yang tepat yang akan dijadikan sebuah keputusan pengertian dari…
a.       Pengambilan keputusan
b.      Keputusan
c.       Teori pengambilan keputusan
d.      Pemecahan masalah
10.  Pilihan dasar logika atau pertimbangan ada bebrapa elternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik dan ada tujuan yang ingin dicapai merupakan pendapat…
a.       S. P Siagian
b.      George R. Terry
c.       Ralph C. Davis
d.      James A.F Stoner
11.  Analisis terhadap setiap alternative menurut kriteria tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif merupakan pengertian dari…
a.       Memlilih alternative terbaik
b.      Analisis alternative
c.       Pengembangan Model
d.      Observasi
12.  Salah satu dibawah ini merupakan proses pengambilan keputusan menurut Richard I. Levin yang benar dibawah ini adalah…
a.       Pengembangan model
b.      Memilih data masukan yang sesuai
c.       Analaisis dan pengendalian masalah
d.      Semua jawaban benar
13.  Dibawah ini adalah jenis-jenis pengambilan keputusan individu, kecuali…
a.       The Satisficing Model
b.      The Optimizing Decision Making Model
c.       A front end approach
d.      Intuitive Model
14.  Pengambilan keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis masalah secara sistematis adalah pengertian dari…
a.       A front end approach
b.      A back and approach
c.       The Implict Favorite Model
d.      The Satisficing Model
15.  Jenis-jenis pengambilan keputusan dibawah ini adalah…
a.       Pengambilan keputusan individu
b.      Pengambilan keputusan bersama
c.       Pengambilan keputusan mandiri
d.      Pengambilan keputusan masing-masing

Kunci Jawaban

1.      B
2.      A
3.      D
4.      C
5.      B
6.      A
7.      A
8.      A
9.      C
10.  D
11.  B
12.  A
13.  C
14.  A
15.  A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar