3EA48
Deni Ardiansyah Rahman Parentio
Ririn Rahmawati Tiana Hidayanti
Vidya Ayu Ardesti Yopih Sri Yuzanah
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS Gunadarma
2016
MAKSIMISASI LABA
T
|
ujuan
bisnis tidak lain adalah memperoleh keuntungan,
karena semua orang yang berbisnis mulanya berawal dari fikiran-fikiran dan
keinginan mereka untuk memperoleh keuntungan sehingga muncul inisiatif untuk
menjalankan bisnis tersebut. Tujuan bisnis merupakan
hasil akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari bisnis yang mereka
lakukan, dan merupakan cerminan
dari berbagai hasil yang diharapkan, dan dilakukan oleh
bagian-bagian organisasi perusahaan (produksi, pemasaran, personalia, dll) yang
akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Secara umum tujuan
dari bisnis adalah menyediakan produk
berupa barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen serta memperoleh
keuntungan dari aktivitas yang dilakukan.
MAKSIMISASI NILAI PERUSAHAAN
Memaksimumkan
laba merupakan
kegiatan perusahaan, baik masukan maupun keluaran dengan tujuan tunggal
untuk mencapai laba ekonomi maksi-mum, yaitu perusahaan menjadikan selisih
antara pendapatan total dan biaya ekonomi total sebesar mungkin (Nicholson
1995). Agar tujuan suatu perusahaan tercapai, perusahaan tersebut harus mampu
bersaing dengan perusahaan lain dalam suatu pasar.
Tujuan perusahaan adalah maximize profit, artinya
perusahaan akan menghasilkan kuantitas yang memaksimalkan perbedaan antara
pendapatan total dan biaya total (dengan mengasumsikan bahwa pendapatan
total lebih besar dari biaya total, (TR>TC).
Profit adalah selisih antara penerimaan total (TR)
dan biaya total (TC). Penerimaan total adalah jumlah yang diterima dari
penjualan produk (PxQ). Biaya total adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan
biaya variabel (VC).
minimisasi biaya
Salah
satu strategi yang dilakukan individu atau organisasi untuk meningkatkan wealth atau kesejahteraan adalah dengan
meminimalisasi biaya. Adapun, bentuk strategi minimalisasi
biaya ini,
yang oleh Oliver Williamson (seorang pakar transactions
cost economics dan pemenang hadiah Nobel Ekonomi tahun 2009) disebut
sebagai economizing strategy, berfokus pada langkah-langkah dan upaya minimalisasi biaya melalui upaya minimalisasi aktivitas
yang menimbulkan biaya tersebut serta upaya maksimalisasi aktivitas yang
berpotensi meminimalisasi
biaya tersebut (Prasetyo,
2010).
Efisiensi
dalam ilmu ekonomi digunakan untuk merujuk pada sejumlah konsep yang terkait
pada kegunaan pemaksimalan serta pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses
produksi barang dan jasa. Sebuah sistem ekonomi dapat disebut efisien bila
memenuhi kriteria berikut (Anonima, 2010) :
a. Tidak ada yang bisa dibuat menjadi lebih makmur
tanpa adanya pengorbanan.
b. Tidak ada keluaran yang dapat diperoleh tanpa
adanya peningkatkan jumlah masukan.
c. Tidak ada produksi bila tanpa adanya biaya yang
rendah dalam satuan unit.
Keuntungan
akan didapat apabila harga jual melebihi biaya produksi, sedangkan harga jual yang rendah
memungkinkan untuk memenangkan persaingan, seandainya harga telah ditentukan
sebagai sarana untuk keunggulan bersaing maka kemampuan fungsi operasi dituntut
untuk berproduksi dengan biaya yang serendah mungkin atau efisiensi dengan
produktivitas tinggi. Karena itu, penentuan lokasi, rancang bangun
produk, penggunaan peralatan, kinerja buruh, pengelolaan inventory penggunaan
teknologi dan sebagainya mempunyai dampak pada besar atau kecilnya biaya produksi (Sumayang,
2003).
Menurut
Sumayang (2003), bahwa biaya biasanya dapat dikurangi melalui usaha-usaha
sebagai berikut:
·
Pengalaman para pekerja yang ditingkatkan melalui efek pembelajaran
atau “learning effect”, peningkatan keahlian dan keterampilan melalui
spesialisasi pekerjaan.
·
Perbaikan dalam metode,
peralatan, rancang bangun produk, pengelolaan inventory, tata ruang, arus
produksi, penerapan “economic of scale”
dan perbaikan dalam struktur organisasi.
Keseluruhan
usaha perbaikan dan peningkatan ini disebut “organizational learning” dalam rangka peningkatan efisiensi yang
tentunya memerlukan biaya investasi yang besar tetapi akan memberikan manfaat
penekanan biaya operasi selanjutnya. Bagaimana pun biaya adalah suatu
faktor penentu sebagai penunjang kelangsungan hidup perusahaan (Sumayang,
2003).
Seperti
yang kita tahu, koperasi di Indonesia belum dapat
berkembang secara luas, walaupun
tidak bisa dibilang buruk juga, dikarenakan kebanyakan masyarakat di
Indonesia belum mempunyai pengetahuan dan keberanian dalam memajukan dan
mengembangkan koperasi tersebut yang ada di Indonesia. Dengan kelemahan kita
seperti itu kita tidak dapat mampu untuk lebih mengembangkan sayap koperasi
kita yang ada di Indonesia ke dunia Internasional atau ke dunia pasar global.
Namun, agar kita lebih mengerti secara spesifikasi tentang pasar global
tersebut.
Globalisasi merupakan suatu sistem
yang bersifat umum, terbuka, atau menyeluruh serta dapat berinteraksi dengan
pihak luar baik itu pihak asing maupun pihak negaranya sendiri. Sedangkan pasar itu sendiri, berarti suatu tempat dimana terjadinya
suatu transaksi antara konsumen atau pembeli dengan produsen atau penjual.
Sehingga pengertian pasar global itu sendiri adalah suatu tempat dimana
transaksi berjalan secara menyeluruh, terbuka, dan umum dengan pihak asing atau
pihak luar sehingga menemukan suatu persaingan di dalamnya.
Dengan
persaingan di dalamnya tersebut membuat koperasi pun terkena dampaknya. Karena
koperasi mengandung suatu tujuan dimana koperasi ingin mensejahterakan anggota
yang tergabung dalam koperasi tersebut. Sehingga koperasi pun harus berjuang
dan berusaha agar Koperasi masuk kedalam persaingan pasar global dan mampu
bersaing dalam dunia pasar global. Yang
dapat dilakukan oleh koperasi dalam menghadapi pasar global tersebut
yaitu :
Demokrasi Ekonomi Melalui Koperasi Rakyat
Maksud
dari demokrasi itu sendiri adalah bebas tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Sehingga dengan tanpa paksaan tersebut muncul suatu rasa kekeluargaan
didalamnya. Rasa kekeluargaan itu merupakan suatu asas yang dimiliki oleh
koperasi itu sendiri. Sehingga masyarakat atau anggota dari koperasi tersebut
merasa lebih aman dan tentram apabila selalu bersama – sama berjuang demi
kemakmuran sendiri
Strategi Pemberdayaan Koperasi
Dalam memajukan koperasi itu sendiri ada
beberapa faktor kunci dalam pengembangan dan pemberdayaan koperasi :
a. Pemahaman pengurus dan anggota akan
jati diri koperasi itu sendiri yang antara lain penambahan pengetahuan terhadap
3 serangkai koperasi itu sendiri, yaitu : pengertian koperasi, nilai-nilai
koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi.
b. Dalam memenuhi kebutuhan anggotanya,
serta dapat menjalankan usaha koperasi tersebut harus mampu mengidentifikasikan
dan merincikan kebutuhan anggotanya secara kolektif. Proses untuk menemukan
kebutuhan kolektif anggota sifatnya kondisional dan lokal spesifik. Dengan
mempertimbangkan aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan
kolektif setiap koperasi berbeda-beda.
c. Untuk memasuki pasar global, dalam
tubuh koperasi itu sendiri pun harus serius dilihat dari kesungguhan para
pengurus dan anggota yang ada didalam koperasi. Karena dengan kesungguhan yang
mereka perlihatkan membuat koperasi dapat bertahan dan bersaingan dalam dunia
pasar global yang keras. Sehingga koperasi tersebut dapat mengelola kegiatannya
secara profesional dan baik serta sesuai dengan tujuan koperasi tersebut.
Peran Pemerintah, Pengusaha, Masyarakat, Dan Anggota
Dalam memasuki pasar global bukan hanya
peran koperasi sendiri yang dibutuhkan akan tetapi juga peran pemerintah juga
sangat dibutuhkan. Karena pemerintah merupakan suatu jembatan bagi koperasi
untuk memasuki dunia pasar global. Selain itu pemerintah juga dapat membantu
koperasi dalam hal finansial sehingga koperasi dapat meningkatkan mutu dan
kualitas barang yang mereka hasilkan yang dapat dibawa dan diperdagangkan
didalam pasar global. Dengan hal ini dapat membawa dampak baik bukan hanya bagi
koperasi akan tetapi pemerintah pun mendapat keuntungannya dari kemajuan
koperasi. Dari segi koperasi mereka mendapatkan keuntungan berupa mampu
bersaing dalam pasar global sehingga menarik investor asing untuk menanamkan
modal berupa uang maupun teknologi yang dapat meningkatkan kuantitas dan
kualitas koperasi. Sedangkan dari segi pemerintah, hal ini menimbulkan
keuntungan karena pemerintah mendapatkan valuta asing dan semakin banyak
investor asing yang menanamkan modal didalam negara. Serta mampu mengenalkan
koperasi di indonesia dapat dan bisa bersaing di dunia internasional dengan barang
yang mereka hasilkan.
Melihat Pesaing Sebagai Pemacu Dan Pedoman Koperasi Agar Lebih Berkembang Di Dunia Pasar Global
Dengan banyaknya pesaing didalam pasar
global maka akan memacu koperasi untuk lebih berusaha agar tidak tertinggal dan
terkalahkan dengan persaingan di dalam pasar global. Dengan cara, koperasi
harus lebih memahami bagaimana para pesaing mampu bersaing dengan para pesaing
lainnya di dalam dunia pasar global. Koperasi harus jeli untuk melihat
kelemahan dan kelebihan para pesaing dalam meningkatkan persaingannya di dalam
pasar global. Dengan koperasi mengetahui hal itu maka dapat memicu koperasi
sehingga koperasi memiliki cara-cara untuk bertahan didalam persaingan
tersebut.
Hindari cara-cara yang tidak baik agar tidak muncul dampak buruk terhadap koperasi sendiri
Cara-cara tidak baik yang dimaksudkan
diatas adalah tidak melakukan kecurangan, tidak melakukan
plagiatisme atas barang atau cara-cara yang dilakukan oleh pesaing, dan tidak
melakukan korupsi. Dalam hal ini koperasi diwajibkan untuk jujur dalam hal
bersaing di dunia internasional. Sehingga koperasi dipandang baik oleh negara
lain dan mendapatkan sisi positif dalam perkembangan koperasi di Indonesia.
Maka dari itu, koperasi harus mengajarkan kepada pengurus dan anggotanya untuk
bersikap jujur dan bersaing secara sehat dimanapun.
Implementasi Peran Ganda Yang Dimiliki Anggota Koperasi Sebagai Pemilik Dan
Pelanggan
Dalam
kedudukannya koperasi sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang ekonomi
mempunyai ciri khas tersendiri. Ciri khas itu dapat terletak pada kedudukan
anggota yaitu dengan adanya identitas ganda. Angota
memiliki peranan yang sangat penting bagi dirinya sebagai pemilik koperasi,
status ini atas konsekuensi dari prinsip koperasi yang mewajibkan anggotanya
berinvestasi melalui sebuah simpanan wajib/pokok. Berkontribusi terhadap pembentukan dan
pertumbuhan koperasi., bahkan
sampai mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan, dan dalam
proses pengawasan terhadap tata kehidupan berkoperasi.
Cara
mengimplementasikan status peran ganda anggota koperasi sebagai pemilik
dalam sistem perkoperasian, dapat memberikan kontribusinya terhadap pembentukan
dan pertumbuhan perusahaan koperasinya dan bentuk
kontribusi keuangan (penyertaan modal atau saham, pembentukan cadangan,
simpanan) dan melalui usaha-usaha pribadinya, demikian pula
Dengan
mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan dalam proses
pengawasan terhaddap tata kehidupan koperasinya
Selain
pemilik koperasi,
setatus yang terselip pada anggota adalah sebagai pelanggan/pemakai. Sebagai
badan hukum yang memiliki unit usaha, koperasi berusaha agar unit usahanya
terus berjalan dan terberkembang, maka diharuskan adanya konsumen/pembeli. Konsumen/ pembeli
yang berpotensi besar ternyata ada pada anggota koperasi itu sendiri. Anggota
memanfaatkan sebesar-besarnya yang ada di koperasi untuk kebutuhan pribadinya sehingga
menciptakan laju perputaran
pada koperasi.
Dalam
kedudukannya sebagai pelanggan/pemakai, para anggota memanfaatkan potensi
yang disediakan oleh perusahaan koperasi dalam menunjang
kepentingan-kepentingannya.
Berdasarkan
hal tersebut maka koperasi harus mampu melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang
dapat memotivasi anggota untuk meningkatkan partisipasinya, baik sebagai
pelanggan maupun sebagai pemilik.
Sebagai contoh, Andi anggota koperasi,
dia diwajibkan membayar simpanan dan ikut rapat anggota untuk menentukan
kebijakan koperasi tersebut,
artinya Andi sebagai pemilik koperasi. Kemudian Andi juga berbelanja kebutuhan hariannya di koperasi itu juga, artinya Andi menjalankan peran sebagai konsumen
Apakah Prinsip
Koperasi Menjadi Salah Satu Sebab Mengapa Permodalan Koperasi Masih Lemah Dalam
Perkembangannya Selama Ini?
Berlatar
belakang masalah permodalan, kita harus mengetahui mengapa modal terus menjadi
masalah dalam koperasi di tanah air sehingga kurang menggairahkan. Pada
dasarnya, koperasi di Indonesia memiliki sifat Top Down, artinya, koperasi mulai di kembangkan oleh pemerintah dan
ditawarkan kepada masyarakat dengan berbagai bentuk sosialisasi.
Banyak
masyarakat yang belum mengetahui apa arti sebenarnya dari koperasi, banyak
ketidaksadaran bahwa mereka yang menjadi anggota sebenenarnya juga merupakan
pemilik, memiliki hak yang sama untuk membangun koperasi menjadi lebih baik,
memiliki kesempatan untuk ikut berpenghasilan dengan keikutsertaan modal dan
jasa, bukan hanya sebatas melayani konsumen dalam bentuk penjualan maupun
pinjaman.
Pandangan
koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak orang–orang
Indonesia, sehingga menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan koperasi
menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju dan punya daya saing dengan
perusahaan– perusahaan besar.
Alasannya
adalah karena Sistem administrasi koperasi di Indonesia masih tergolong buruk
sehingga membuat koperasi sulit didongkrak untuk menjadi bisnis berskala besar.
“Salah satu yang menjadi penghalang koperasi menjadi
bisnis skala besar secara internal adalah pada kualitas sumber daya manusia,
pelaksanaan prinsip koperasi, dan sistem administrasi dan bisnis yang masih
rendah,” kata Asisten Deputi Urusan Asuransi dan Jasa Keuangan Kementerian
Koperasi dan UKM Toto Sugiyono, Sabtu (14/9).
Ia menambahkan
secara eksternal, kemampuan koperasi di Indonesia masih tergolong rendah dalam
memanfaatkan peluang. Meski begitu, sudah ada beberapa koperasi yang sudah
mulai memenuhi target untuk menjadi Koperasi Skala Besar (KSB). Toto berharap
ke depan akan ada lebih banyak koperasi serupa berkembang di Indonesia sehingga
peran koperasi sebagai pemberdaya ekonomi masyarakat semakin besar dan terasa.
Terlepas
dari seluruh kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki koperasi, para anggota harus memiliki mind set bahwa koperasi
dapat menjadi soko guru bagi perekonomian Indonesia, harus lebih bersinergi
lebih baik, sehingga pengaturan manajemen yang dilakukan juga akan semakin
baik, dan berdampak pada ketertarikan banyak pihak untuk ikut andil dalam
koperasi.
Analogi
sederhana yang dapat dikembangkan adalah, jika koperasi lebih berdaya, maka
kegiatan produksi dan konsumsi yang jika dikerjakan sendiri-sendiri tidak perlu
dilakukan lagi, melalui koperasi yang telah mendapatkan mandat dari
anggota-anggotanya, hal tersebut dapat dilakukan dengan lebih baik. Dengan kata
lain, kepentingan ekonomi rakyat, terutama kelompok masyarakat yang berada pada
kelas ekonomi bawah (misalnya petani, nelayan, pedagang kaki lima) akan relatif
lebih mudah diperjuangkan kepentingan ekonominya melalui wadah koperasi. Inilah
sesungguhnya yang menjadi latar belakang pentingnya pemberdayaan koperasi.
Daftar Pustaka
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar